Tasawuf dalam 1 tubuh [Eps.6]



TASAWUF DI INDONESIA

A. HAMZAH AL-FANSURI
1. Riwayat hidup
Nama Hamzah Al-Fansuri tidak asing lagi di kalangan ulama dan sarjana penyelidik keislaman di Indonesia.
2. Ajaran tasawufnya
Pemikiran-pemikiran Al-Fansuri tentang tasawuf banyak dipengaruhi Ibn ‘Arabi dalam dalam paham wahdat wujudnya. Sebagai seorang sufi, ia mengajarkan bahwa tuhan lebih dekat daripada leher manusia sendiri, dan bahwa tuhan tidak bertempat, sekalipun sering dikatakan bahwa ia ada di mana-mana.

B. NURUDDIN AR-RANIRI
1. Riwayat hidup
Ar-Raniri dilahirkan di Ranir, sebuah kota pelabuhan tua di pantai Gujarat, India. Nama lengkapnya adalah Nuruddin Muhammad bin Hasanjin Al-hamid Al-Syafi’i Al-Syafi’i Al-raniri.
Diantara karya-karya yang pernah di tulis Ar-Raniri adalah :
a. Ash-Shirah Al-Mustaqim
b. Bustam As-Salatin fi Dzikr Al-awwalin wa Al-Akhirin
c. Durrat Al-Fara’idh bi Syarhi Al-Aqa’id
d. Syifa’ Al-Qulub
2. Ajaran tasawufnya.
a. Tentang tuhan
Beliau berpendapat bahwa ungkapan “ wujud Allah dan Alam Esa”.
b. Tentang Alam
Ar-Raniri berpandangan bahwa alam ini di ciptakan Allah melalui tajalli.
c. Tentang manusia
Menurut Ar-raniri, bmanusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna di dunia ini sebab manusia merupakan khalifah Allah di bumi yang dijadikan sesuai dengan citranya.

d. Tentang wujudiyyah
Inti ajaran wujudiyyah, menurut Ar-Raniri, berpusat pada wahdat Al-wujud, yang disalah artikan kaum wujudiyyah dengan arti kemanunggulan Allah dengan alam.
e. Tentang hubungi Syari’at dan Hakikat
Pemisahan antara syari’at dan hakikat, menurut Ar-Raniri, merupakan sesuatu yang tidak benar. Untuk menguatkan argumentasinya, ia mengajukan beberapa pendapat pemuka sufi, di antara adalah Syekh Abdullah Al-Aidrusi yang menyatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah, kecuali melalui syari’at yang merupakan pokok dan cabang islam.

C. SYEIKH ABDUR RAUF AL-SINKILI
1. Riwayat Hidup
Abdur Rauf As-Sinkili adalah seorang ulama dan mufti besar Kerajaan Aceh pada abad ke-17 (1606-1637). Nama lengkapnya adalah Syeikh Abdur Rauf bin Ali Fansuri. Sejarah telah mencatat bahwa As-Sinkili merupakan murid dari dua orang ulama sufi yang menetap di mekah dan madinah. Ia sempat menerima bai’at tarekat Syathariah di samping ilmu-ilmu Sufi yang lain, termasuk sekte dan bidang ruang lingkup ilmu pengetahuan byang ada hubungan dengannya.
2. Ajaran tasawufnya
As-sinkili berusaha merekonsiliasi antara tasawuf dan syari’at. Ajaran tasawufnya sama dengan Syamsuddin dan Naruddin, yaitu menganut paham satu-satunya wujud hakiki, yakni Allah. Alam ciptaan-Nya bukanlah merupakan wujud hakiki, tetapi bayangan dari yang hakiki. Menurutnya, jelaslah bahwa Allah berbeda dengan alam.
Zikir, dalam pandangan As-Sinkili, merupakan suatu usaha untuk melepaskan diri dari sifat lalai dan lupa.

D. SYEIKH YUSUF AL-MAKASARI
1. Riwayat hidup
Syeikh yusuf Al-Makasari adalah seorang tokoh sufi agung yang berasal dari Sulawesi. Ia dilahirkan pada tanggal 8 Syawal 1036 H. Pengetahuan tarekat yang dipelajarinya cukup banyak bahkan melebihi ulama-ulama di masanya maupun masa kini. Secara ringkas tarekat-tarekat yang telah dipelajarinya adalah berikut ini:
a. Tarekat Qadiriyah diterima dari Syeikh Nuruddin Al-Raniri di Aceh.
b. Tarekat Naqsabandiyah diterima dari Syeikh Abi Abdillah Abdul Baqi Billah.
c. Tarekat As-Saadah Al-Baalawiyah diterimanya dari Sayyid Ali di Zubeid/Yaman.
d. Tarekat Syathariyah diterimanya dari Ibrahim Al Kurani Madaniah.
e. Tarekat Khalwatiyah diterima dari Abdul Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub Al-khalwati Al-Quraisyi di Damsyiq. Syeikh ini adalah imam di Mesjid Muhyiddin Ibnu Arabi, dan lain-lain.
2. Ajaran tasawufnya.
Berbeda dengan kecenderungan sufisme pada masa-masa awal yang mengelakkan kehidupan duniawi. Syekh Yusuf mengungkapkan paradigma sufistiknya bertolak dari asumsi dasar bahwa ajaran isalm meliputi dua aspek, yaitu aspek lahir (syari’at) dan aspek batin (hakikat). Syari’at dan hakikat harus dipandang dan diamalkan sebagai suatu kesatuan. Menurutnya, kehidupan dunia bukanlah untuk ditinggalkan dan hawa nafsu tidaklah harus dimatikan. Sebaliknya, hidup diarahkan untuk menuju tuhan. Gejolak hawa nafsuharus dikendalikan melalui tertib hidup dan disiplin diri atas dasar orientasi ketuhanan yang senantiasa melindungi manusia. Berkenaan dengan cara-cara menuju tuhan, ia membaginya dalam 3 tingkatan.
Pertama, tingkatan akhyar (orang-orang terbaik), yaitu dengan memperbanyak shalat, puasa, membaca Al Qur’an, naiuk haji, dan berjihad di jalan Allah.
Kedua, cara mujahadat Asy-Syaqa’(orang-oragn yang berjuang melawan kesulitan), yaitu latihan batin yang keras untuk melepaskan perilaku buruk dan menyucikan pikiran dan batin dengan lebih memperbanyak amalan batin dan melipatgandakan amalan-amalan lahir.
Ketiga, cara ahli ad-dzikr, yakni jalan bagi orang yang telah kasyaf untuk berhubungan dengan tuhan, yaitu orang-orang yang mencintai tuhan, baik lahir maupun batin. Mereka sangat menjaga keseimbangan kedua aspek ketaatan itu.





0 komentar :