Kumpulan Sajak Rumi
PUISI INDAH SANG MASTER SUFI “JALALLUDIN RUMI”
v Aku
bukanlah orang Nasrani, Aku bukanlah orang Yahudi, Aku bukanlah orang Majusi,
dan Aku bukanlah orang Islam. Keluarlah, lampaui gagasan sempitmu tentang benar
dan salah. Sehingga kita dapat bertemu pada “Suatu Ruang Murni” tanpa dibatasi
berbagai prasangka atau pikiran yang gelisah.
v
Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku
belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang
pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan
Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.
v Hakikat
Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi
bumi. Namun, kasih-Nya tidaklah berasal dari berbagai bentuk yang ada di bumi.
Kasih-Nya melampaui setiap bentuk yang ada di bumi, sebab bumi ini dan segala
isinya tercipta sebagai perwujudan dari kasih-Nya.
v Sekian
lama aku berteriak memanggil nama-Mu sambil terus-menerus mengetuk pintu
rumah-Mu. Ketika pintu itu terbuka, aku pun terhenyak dan mulai menyadari
sesungguhnya selama ini aku telah mengetuk pintu dari dalam rumahku sendiri.
v Demi
Allah, ketika kau melihat Jatidirimu sebagai Yang Maha Indah, maka kau pun akan
menyembah dirimu sendiri.
v Pada
Hari Kebangkitan, orang-orang akan berjalan sempoyongan. Di depan-Mu, mereka
akan menggigil dengan wajah pucat karena ketakutan. Maka, aku akan memeluk
kasih-Mu dan berkata kepada mereka: “Mintalah apa pun; mintalah atas namaku.”
v Jatidiri
kita adalah Cahaya. Cinta-Ilahi adalah Matahari-Keagungan. Sinar-Nya adalah firman.
Dan mahluk adalah bayang-bayang-Nya.
0 komentar :